Rajin Menulis

“Sejumlah ulama menasihatiku, ‘Jangan pernah berhenti menulis, walaupun hanya dua baris sehari.’ Aku pun mematuhinya, dan kini aku memetik hasilnya.”
– Imam asy-Syaukani, penulis tafsir fenomenal Fathul Qadir

Kutipan di atas menyiratkan ajakan untuk terus menulis secara konsisten. Aktivitas menulis dimulai dari merangkai huruf menjadi kata, lalu membentuk kalimat hingga menjadi paragraf atau esai utuh. Gagasan tentang pentingnya menulis sering kali muncul dari pengalaman para penulis, yang menginspirasi kita untuk ikut menuangkan gagasan ke dalam tulisan.

Bagi penulis pemula, menulis bukanlah perkara mudah. Hambatan seperti sulit menemukan ide, kesulitan mengalirkan pikiran, dan ketidakpercayaan diri sering kali muncul. Padahal, langkah awal menulis bisa dimulai dengan mengungkapkan apa yang ada di benak atau yang pernah dialami, lalu menuangkannya dalam kata-kata, tanpa harus menunggu sempurna.

Tak perlu menunggu tahu semua bentuk tulisan atau membaca banyak gaya menulis terlebih dahulu. Yang terpenting adalah mulai. Entah tulisan itu panjang atau pendek, berbentuk cerpen atau catatan harian, yang penting adalah keberanian untuk menulis. Menulis membantu kita memahami isi kepala sendiri tentang kemiskinan atau cinta, tentang kegelisahan hidup atau perjuangan hidup.

Muhammad Sobari pernah mengibaratkan keterampilan menulis seperti belajar berenang. Cara terbaik untuk bisa berenang adalah dengan langsung masuk ke kolam dan berlatih. Seorang anak tidak langsung bisa berenang tanpa proses jatuh bangun. Ia akan tenggelam, bangkit, dan perlahan mengayunkan tangan hingga terbiasa. Begitu pula dalam menulis: semakin sering berlatih, semakin baik hasilnya.

Banyak orang bercita-cita menjadi penulis. Mereka membayangkan bukunya terpajang di rak toko besar, namanya tercetak di sampul depan. Namun, sebagian besar gagal di tengah jalan. Mereka semangat di awal, tetapi menyerah saat dihadapkan dengan proses revisi dan kesabaran. Padahal, sebagaimana E. B. White mengatakan, “The best writing is rewriting.” Tulisan yang baik tidak lahir sekali jadi, melainkan melalui proses penyuntingan dan penyempurnaan yang berulang.

Mimpi menjadi penulis besar adalah sah-sah saja. Tapi mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan tanpa upaya menggali potensi dan belajar teknik menulis yang baik. Tak ada pembalap sepeda yang langsung melaju kencang sejak awal. Ia mulai dari mengayuh perlahan, lalu menambah kecepatan. Begitu pula dengan menulis semua dimulai dari langkah kecil yang terus ditekuni.

Jadi, menulislah. Mulailah dari satu paragraf hari ini. Siapa tahu, esok akan menjadi buku yang menginspirasi banyak orang.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *