Penulis: Ahmad Khotib Lubis
-
Agama dan Gender dalam Dialog: Dari Tafsir Menuju Empati
Agama dan gender merupakan dua aspek penting dalam kehidupan manusia yang seringkali saling bersinggungan. Agama hadir sebagai pedoman hidup, menawarkan makna, nilai, dan aturan moral yang dianggap sakral. Sementara itu, gender tidak hanya merujuk pada jenis kelamin biologis, tapi juga mencakup identitas, peran sosial, dan harapan budaya yang melekat pada seseorang berdasarkan persepsi masyarakat. Ketika…
-
Brain Rot dan Matinya Nalar di Era Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “Brain Rot” mulai ramai diperbincangkan, khususnya di kalangan anak muda pengguna media sosial. Fenomena ini merujuk pada kondisi mental di mana seseorang merasa kehilangan fokus, motivasi, dan daya pikir kritis akibat konsumsi konten digital yang dangkal, berulang, dan adiktif. Seringkali, hal ini dikaitkan dengan terlalu seringnya mengakses platform seperti TikTok,…
-
Ulama sebagai Penyeimbang Kekuasaan: Suara Moral dalam Politik Publik
Dalam sejarah bangsa Indonesia, ulama tidak hanya dikenal sebagai pemuka agama, tetapi juga sebagai penjaga moral publik dan penggerak perubahan sosial. Peran ini terlihat jelas sejak masa kolonial, ketika para ulama turut memimpin perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Dalam konteks kontemporer, meskipun sistem kekuasaan sudah dibingkai oleh demokrasi, suara ulama tetap dibutuhkan sebagai penyeimbang yang…
-
Agama dan Gender: Antara Ajaran Suci dan Realitas Sosial
Agama digunakan sebagai dasar untuk menata struktur sosial, termasuk pembagian peran berdasarkan gender. Dalam konteks tradisional, banyak ajaran agama yang menetapkan peran laki- laki sebagai pemimpin atau kepala keluarga, dan perempuan sebagai pengurus rumah tangga. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul tantangan terhadap tafsir-tafsir keagamaan yang dianggap tidak lagi relevan atau bahkan merugikan kelompok tertentu,…
-
Kerjasama, Solidaritas, dan Relasi Sosial dalam Tanda Tanya (?)
Umat manusia, sejak hadir di muka bumi, tidak pernah lepas dari peran orang lain baik saudara, tetangga, maupun teman kerja. Ini menunjukkan bahwa bahkan kelahiran manusia pun merupakan buah dari kerja sama dengan tim medis serta solidaritas kemanusiaan yang ada dalam diri setiap dokter, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya. Tanpa disadari, perlahan-lahan kita kerap mengabaikan…